Dismenore (Nyeri Haid)
Dismenore atau
nyeri haid adalah perasaan nyeri pada saat haid yang biasanya dialami oleh
remaja yang baru mengalami menstruasi pertama. Tetapi, tidak menutup
kemungkinan dismenore atau nyeri haid juga di alami oleh perempuan dewasa.
Klasifikasi
Dismenore (Nyeri haid)
- Dismenore Primer
Dismenore
primer, (disebut juga Dismenore idiopatik, esensial, intrinsik) adalah nyeri
menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan ginekologik).
Terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan
(Proverawati & Misaroh, 2009).
Dismenore
primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya
waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim
setelah menikah dan melahirkan (Wijayanti, 2009).
Dismenore
primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau
lebih, oleh karena siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche
umumnya berjenis anovulatuar yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri tidak
timbul lama sebelumnya atau bersama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk
beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari (Prawirohardjo,
2006).
Dismenore
primer biasanya dimulai 6 bulan hingga 1 tahun setelah seorang gadis
mendapatkan menstruasi pertamanya. Ini adalah waktu ketika sel telur mulai
matang setiap bulan dalam ovarium. Pematangan sel telur disebut ovulasi.
Dismenore tidak ada pada siklus jika ovulasi belum terjadi. Dismenore primer
jarang terjadi setalah usia 20 tahun (Ramaiah, 2006).
Beberapa faktor
peranan sebagai penyebab Dismenore primer, antara lain;
- Faktor kejiwaan --- Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul Dismenore.
- Faktor kostitusi --- Faktor ini erat hubungannya dengan faktor di atas karena dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri, misalnya anemia, penyakit menahun, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi timbulnya Dismenore.
- Faktor obstruksi kanalis servikalis --- Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya Dismenore primer adalah stenosis canalis servikalis.
- Faktor alergi --- Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara Dismenore dengan urtikaria, migrane atau asam bronkhiale, bahwa sebab alergi adalah toksi haid.
- Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder,
(disebut juga sebagai Dismenore ekstrinsik, acquired) adalah nyeri menstruasi
yang terjadi karena kelainan ginekologik, misalnya endometriosis (sebagian
besar), fibroids, adenomyosis. Terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak
mengalami Dismenore (Proverawati dkk, 2009).
Dismenore
sekunder merupakan nyeri yang disebabkan oleh kelainan ginekologi seperti
salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis uteri dan
lain-lain (Prawirohardjo, 2006).
Dismenore
sekunder biasanya didapati pada wanita berusia diatas 20 tahun meskipun dalam
beberapa kasus bisa mulai tampak pada usia kurang dari 20 tahun (Ramaiah, 2004).
Tanda dan
Gejala Dismenore (Nyeri Haid)
Gejala
Dismenore yang paling umum adalah nyeri mirip kram dibagian bawah perut yang menyebar
ke punggung dan kaki. Gejala terkait lainnya adalah muntah, sakit kepala,
cemas, kelelahan, diare, pusing dan rasa kembung atau perut terasa penuh.
Beberapa wanita mengalami nyeri sebelum menstruasi dimulai dan bisa berlangsung
beberapa hari (Ramaiah, 2004).
Dismenore atau
nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan
wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Karena
gangguan ini sifatnya subyektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai.
Walaupun frekuensi Dismenore cukup tinggi dan lama dikenal, namun sampai
sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan dan memuaskan. Oleh karena itu
hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak diperut bagian bawah sebelum dan
selama haid dan sering kali rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, dan
iritabilitas sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan
pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari (Prawirohardjo, 2006).
Penanganan
Dismenore (Nyeri Haid)
Beberapa
pendapat tentang upaya penanganan untuk mengatasi Dismenore:
Upaya penanganan Dismenore :
1.
Olahraga
atau latihan, psikoterapi untuk meyakinkan perempuan bahwa keluhannya tidak
membahayakan kehidupan, dan akan berlalu begitu darah keluar dengan lancar.
2.
Obat-obatan
anti sakit (analgetik) sebaiknya bukan golongan narkotik seperti Morfin dan
Codein.
3.
Obat-obatan
penghambat pengeluaran hormon Prostaglandin, seperti Aspirin, Endometasin, dan
Asam Mefenamat
4.
Kompres
dengan botol dingin (hangat tepat pada bagian yang terasa kram (bisa di perut
atau pinggang bagian belakang).
5.
Minum-minuman
hangat yang mengandung kalsium tinggi.
6.
Menghindari
minum-minuman yang beralkohol, kopi dan es krim.
7.
Menggosok-gosok
perut atau pinggang yang sakit.
8.
Ambil
posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah.
9.
Tarik
nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
10. Obat-obatan
yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum analgetik (penghilang
rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat, asal dosisnya tidak lebih dari 3
kali sehari.
5 Jenis Gangguan Menstruasi/Haid
1. Amenore
Amenore adalah tidak ada menstruasi. Istilah ini digunakan untuk perempuan yang belum mulai menstruasi setelah usia 15 tahun (amenore primer) dan yang berhenti menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya pernah menstruasi (amenore sekunder).Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau masalah pertumbuhan. Amenore sekunder dapat disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas gonadotropin (pengatur siklus haid), stres, anoreksia, penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan tiroid, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium.
2. Sindrom Pramenstruasi (PMS)
Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah sekelompok gejala fisik, emosi, dan perilaku yang umumnya terjadi pada minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid). Gejala biasanya tidak dimulai sampai 13 hari sebelum siklus, dan selesai dalam waktu 4 hari setelah perdarahan dimulai.Beberapa gejala PMS yang sering dirasakan:
- Payudara menjadi lembut dan bengkak
- Depresi, mudah tersinggung, murung dan emosi labil (mood swing)
- Tidak tertarik seks (libido menurun)
- Jerawat berkala
- Perut kembung atau kram
- Sakit kepala atau sakit persendian
- Sulit tidur
- Sulit buang air besar (BAB)
3. Dismenore
Dismenore adalah menstruasi menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi di perut bagian bawah tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bawah dan paha. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi dalam rahim, yang merupakan bagian normal proses menstruasi, dan biasanya pertama dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32 – 48 jam.Dismenore yang dialami remaja umumnya bukan karena penyakit (dismenore primer). Pada wanita lebih tua, dismenore dapat disebabkan oleh penyakit tertentu (dismenore sekunder), seperti fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik.
Dismenore primer dapat diperingan gejalanya dengan obat penghilang nyeri/anti-inflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen dan naproxen. Berolah raga, kompres dengan botol air panas, dan mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit.
Bila nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat pereda nyeri, maka kemungkinan merupakan dismenore sekunder yang disebabkan penyakit tertentu.
4. Menoragia
Menoragia adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan. Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30 ml darah selama sekitar 7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (melebihi 80 ml), maka dikategorikan menoragia.Penyebab utama menoragia adalah ketidakseimbangan jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan endometrium terus terbentuk. Ketika tubuh membuang endometrium melalui menstruasi, perdarahan menjadi parah.
Menoragia juga bisa disebabkan oleh gangguan tiroid, penyakit darah, dan peradangan/infeksi pada vagina atau leher rahim.
5. Perdarahan Abnormal
Perdarahan vagina abnormal (di luar menstruasi ) antara lain:- Pendarahan di antara periode menstruasi
- Pendarahan setelah berhubungan seks
- Perdarahan setelah menopause
Baik pada remaja maupun wanita menjelang menopause, perubahan hormon dapat menyebabkan siklus haid tidak teratur.
0 komentar:
Posting Komentar