Kista Bartolini
Pendahuluan
Berikut adalah
penjelasan lebih lanjut tentang Kista Bartolini
Apa Kista
Bartolini itu ?
Kira-kira sepertiga bagian bawah
vagina, dibalik bibir kemaluan, disebelah kiri dan kanan, terdapat suatu
kelenjar yang namanya kelenjar Bartolini (Bartholini`s glands). Kelenjar ini
fungsinya menghasilkan cairan untuk membasahi vagina terutama pada waktu
bersanggama.
Apabila kelenjar ini terinfeksi
(salah satu atau kedua duanya),salurannya dapat tersumbat karena melengket
akibatnya cairan yang dihasilkan oleh kelenjar tersebut akan menumpuk didalam
rongganya. Sedikit sedikit menjadi bukit,berlaku juga pada kelenjar ini.
Kelenjar menjadi besar,dan teraba menonjol sebagai kista.
Pengertian tumor
dan kista :Tumor (lihat Miom) terbagi menjadi 3
jenis,yaitu :
1. Tumor padat (solid) misalnya
miom.
2.Tumor kistik (berisi cairan)
misalnya kista Bartolini.
3.Tumor campur (mixed tumor) memiliki isi sebagian padat dan
cair.
Kista Bartolini merupakan tumor
kistik jinak. Ditimbulkan akibat saluran kista Bartolini yang mengalami
sumbatan. Sumbatan biasanya disebabkan oleh infeksi.Kuman yang sering
menginfeksi kelenjar Bartolini adalah Neisseria gonorrhoeae.
Kista bartolini ini
merupakan masalah pada wanita usia subur, kebanyakan kasus terjadi pada usia 20
sampai 30 tahun dengan sekitar 1 dalam 50 wanita akan mengalami kista
bartolini. Kebanyakan kasus terjadi pada wanita usia
antara 20 sampai 30 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada
wanita yang lebih tua atau lebih muda.
tenang saja Kista bartolini
ini tidak menular secara seksual.
Pada laki-laki. kuman ini menyebabkan penyakit kelamin
yang disebut kencing nanah atau gonore,tidak
sama dengan sipilis.
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Bartolinitis adalah
Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai
dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam,
seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
B. ETIOLOGI
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar
bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Mulai dari
chlamydia, gonorrhea, dan sebagainya. Infeksi ini
kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina.
ETIOLOGI INFEKSI
a. Infeksi
alat kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh :
Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
Jamur : kandida albikan.
Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
Bakteri : neiseria gonore.
Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
Jamur : kandida albikan.
Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
Bakteri : neiseria gonore.
b. Infeksi
alat kelamin wanita bagian atas :
Virus : klamidia trakomatis dan parotitis epidemika.
Jamur : asinomises.
Bakteri : neiseria gonore, stafilokokus dan E.coli
Virus : klamidia trakomatis dan parotitis epidemika.
Jamur : asinomises.
Bakteri : neiseria gonore, stafilokokus dan E.coli
C. PATOFISIOLOGI
Lama kelamaan cairan
memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi
cairan). “Kuman dalam vagina bisa menginfeksi salah satu kelenjar bartolin
hingga tersumbat dan membengkak. Jika tak ada infeksi, tak akan menimbulkan
keluhan.
D. TANDA dan GEJALA
Tanda dan gejala
Pada
vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri
tekan.
Kelenjar
bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia
berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam.
Kebanyakkan
wanita dengan penderita ini datang ke
rumah sakit dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan
dengan suami, rasa sakit saat buang
air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin. Terdapat abses pada
daerah kelamin.
Pada pemeriksaan fisik
ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.
E. PENGOBATAN
Pengobatan yang cukup
efektif saat ini adalah dengan: antibiotika golongan cefadroxyl 500 mg, diminum
3×1 sesudah makan, selama sedikitnya 5-7 hari, dan asam mefenamat 500 mg
(misalnya: ponstelax, molasic, dll), diminum 3×1 untuk meredakan rasa nyeri dan
pembengkakan, hingga kelenjar tersebut mengempis.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Vullva
In speculo
G. PENATALAKSANAAN
TATALAKSANA INFEKSI ALAT
KELAMIN WANITA
Berikut ini adalah
beberapa infeksi alat kelamin wanita yang sering dijumpai di Puskesmas dan
tatalaksana yang disesuaikan dengan sarana diagnosis dan obat-obatan yang
tersedia.
1. GONORE (GO)
Anamnese
:
a. 99 kasus GO pada wanita
menyerang servik uteri dan 50-75 % kasus pada wanita tidak ada gejala atau
keluhan.
b. Kalau ada keluhan biasanya
disuria dan lekore, yang sering diabaikan oleh penderita.
c. Sering anamnese hanya
didapatkan riwayat kontak dengan penderita.
Pemeriksaan :
Pemeriksaan
dengan spekulum : ostium uteri eksternum bisa tampak normal, kemerahan atau
erosif. Tampak
vaginal discharge dengan sifat mukoid keruh, mukopurulen atau purulen. Mungkin didapatkan komplikasi seperti : bartolinitis, salpingitis, abses
tubo ovarii bahkan pelvik peritonitis. Ketiga komplikasi
tersebut terahir disebut Pelvis Inflamatory Disease (PID).
Laboratorium :
Asupan servik atau vaginal discharge :
Diplokokus gram negatif intraseluler lekosit.
Kriteria Minimal :
1) Riwayat kontak (+).
2) Asupan servik atau vaginal discharge :
Diplokokus intraseluler lekosit gram negatif.
Terapi
:
1) Penisilin Prokain : 4,8
juta IU IM (skin test dulu), 2 hari berturut turut, atau
2) Kanamisin : 2 gram IM dosis tunggal,
atau
3) Amoksisilin atau Ampisilin : 3,5 gram
oral dosis tunggal (lebih poten bila ditambahkan Probenesid 1 gram), atau
4) .Tetrasiklin cap: 4 X 500 mg selama 5
hari, atau
dosis awal 1.500 mg, dilanjutkan 4 X 500 mg selama 4 hari, atau
dosis awal 1.500 mg, dilanjutkan 4 X 500 mg selama 4 hari, atau
5) Kotrimoksasol tablet 480 :
1 X 4 tablet selama 5 hari
6) Bila ada komplikasi :
Amoksisilin atau Ampisilin : 3,5 gram oral dosis tunggal diteruskan 4 X 500 mg
selama 10 hari.
7) Pengamatan dan pemberian
ulang dilakukan pada hari ke 3, 7 dan 14, sesudah itu setiap bulan selama 3
bulan.
Catatan
:
Terapi
sebaiknya diberikan juga kepada patner sex penderita (suami) secara bersamaan.
Selama masa terapi sebaiknya kegiatan sex dihentikan.
2. URETRITIS NON GONORE
Anamnese :
Biasanya tidak ada keluhan. Kalau ada, keluhan biasanya adalah disuria
dengan atau tanpa discharge. Sering juga dikeluhkan keluar darah pada akhir dari buang
air kecil (terminal dysuria). Sering bersifat kumat-kumatan (yang membedakan
dengan GO) Riwayat kontak sering (+)
Pemeriksaan :
Mungkin ada discharge uretra. Bila disertai sistitis, mungkin ada nyeri
tekan suprapubis.
Laboratorium :
Uretral discharge : diplokokus
(-), lekosit >10/lapangan pandang.
Urin : berawan atau
didapat benang-benang pendek (threads)
Kriteria Minimal :
1) Riwayat kontak (+).
2) Laboratorium :
Uretral discharge :
diplokokus (-)
Urin : berawan atau
threads (+).
Penatalaksanaan :
1) Tetrasiklin : 4 X 500 mg
selama 5 – 7 hari atau
2) Erytromisin : 4 X 500 mg
selama 5 – 7 hari.
3) Pada kasus persisten lama
pengobatan 21 hari.
3. TRIKOMONIASIS
Anamnese :
Anamnese :
Keluhan utama biasanya adalah adanya keputihan dengan jumlah banyak,
berwarna kuning atau putih kehijauan. Sakit pada saat berhubungan sex
(dyspareunia) juga sering dikeluhkan. Riwayat suami kencing nanah perlu
ditanyakan, karena > 50% penderita GO wanita disertai dengan trikomoniasis.
Pemeriksaan :
Pemeriksaan in speculo : terasa sakit, fluor albus cair dengan jumlah
banyak dan berwarna kuning atau putih kehijauan, khas : didapat bintik-bintik
merah (punctatae red spots atau strawbery cervix) di dinding vagina.
Laboratorium :
Fluor albus : dengan
mikroskup cahaya Trichomonas vaginalis (+).
Kriteria
Minimal :
1) Fluor albus : cair, banyak, warna
kuning atau putih kehijauan.
2) Punctatae red spots (+)
3) Laboratorium : Puskesmas ?
Penatalaksanaan :
1) Metronidasol : 1 X 2.000
mg, sebagai dosis tunggal.
4. KANDIDIASIS
Anamnese :
Keluhan utama biasanya
adalah keputihan dan gatal di vagina.
Mungkin juga dikeluhkan adanya rasa sakit waktu melakukanaktivitas sexual.
Faktor predisposisi : diabetes militus, pemakaian Pil KB, dan pemakaian
antibiotika yang tidak terkontrol serta kegemukan.
Pemeriksaan : Vulva : tampak merah, udem, adanya plak putih, mungkin
didapat juga fisura atau erosi (Vulvovaginitis).
In speculo : Terasa
sakit, Discharge kental, sedikit, putih seperti keju dan biasanya menutup
portio.
Laboratorium :
Sel ragi (yeast cells)
atau tunas (budding body) dan pseudohypha
atau spora.
Kriteria Minimal :
1) Vuvovaginitis.
2) Discharge kental, sedikit, putih
seperti keju dan biasanya menutup portio.
Penatalaksanaan :
1) Topikal : Nistatin vaginal
tablet : 1 X 1, selama 7 hari, dan
2) Nistatin tablet : 4 X 1
tablet, selama 14 hari.
H. PENCEGAHAN
Untuk
menghadang radang, berbagai cara bisa dilakukan. Salah satunya adalah gaya hidup bersih
dan sehat :
1. Konsumsi makanan sehat dan bergizi.
Usahakan agar Anda terhindar dari kegemukan yang menyebabkan paha bergesek.
Kondisi ini dapat menimbulkan luka, sehingga keadaan kulit di sekitar
selangkangan menjadi panas dan lembap. Kuman dapat hidup subur di daerah
tersebut.
2. Hindari mengenakan celana
ketat, karena dapat memicu kelembapan. Pilih pakaian dalam dari bahan yang
menyerap keringat agar daerah vital selalu kering.
3. Periksakan diri ke dokter
jika mengalami keputihan cukup lama. Tak perlu malu berkonsultasi dengan dokter
kandungan sekalipun belum menikah. Karena keputihan dapat dialami semua
perempuan.
4. Berhati-hatilah saat
menggunakan toilet umum. Siapa tahu, ada penderita radang yang menggunakannya
sebelum Anda.
5. Biasakan membersihkan diri, setelah
buang air besar, dengan gerakan membasuh dari depan ke belakang.
6. Biasakan membersihkan alat
kelamin setelah berhubungan seksual.
7. Jika tidak dibutuhkan,
jangan menggunakan pantyliner.
Perempuan seringkali salah kaprah. Mereka merasa nyaman jika pakaian dalamnya
bersih. Padahal penggunaan pantyliner dapat meningkatkan Kelembapan kulit di
sekitar vagina.
8. Alat reproduksi memiliki
sistem pembersihan diri untuk melawan kuman yang merugikan kesehatan. Produk
pembersih dan pengharum vagina yang banyak diperdagangkan sebetulnya tidak
diperlukan. Sebaliknya jika digunakan berlebihan bisa berbahaya.
9. Hindari melakukan hubungan
seksual berganti-ganti pasangan. Ingat, kuman juga bisa berasal dari pasangan
Anda. Jika Anda berganti-ganti pasangan, tak gampang mendeteksi sumber
penularan bakteri. Peradangan berhubungan erat dengan penyakit menular
seksual dan pola seksual bebas.
0 komentar:
Posting Komentar